DALIL AQLI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Bookmark and Share
DALIL AQLI DAN NAQLI SUATU PERMASALAHAN SEHARI-HARI

Di susun oleh:
1. Anggeng S.                     (01)
2. Anggika Aulia                 (02)
3. Aris Setiyono                  (03)
4. Claudia Clara O.            (04)
5. Desy Afsani A.               (05)
6. Desy Riskita                   (06)












 













UPTD SMA NEGERI 3 NGANJUK
TAHUN AJARAN 2011/2012
Islam mengharamkan seluruh macam penipuan, baik dalam masalah jual-beli, maupun dalam seluruh macam mu'amalah. Seorang muslim dituntut untuk berlaku jujur dalam seluruh urusannya, Sebab keikhlasan dalam beragama, nilainya lebih tinggi daripada seluruh usaha duniawi.
Dalil Naqli :

Di antara sekian banyak ayat Al-Quran yang membicarakan perdagangan, makalah inihanya menjadikan satu ayat saja sebagai ayat utama. Sedangkan ayat-ayat lainnyamerupakan ayat-ayat pendukung. Ayat utama tersebut ialah surah An-Nisak ayat 29.Pilihan terhadap kedua ayat ini, karena ayat pertama (An-Nisak 29), berisi tentanglarangan memakan harta dengan cara bathil dan keharusan melakukan perdagangan yangdidasarkan pada kerelaan. Sedangkan ayat-ayat lainnya merupakan ayat pendukung. Diantara ayat pendukung tersebut ialah surah Al-Baqarah 282 yang berisi tentang konsep pencatatan (akuntansi) dalam kegiatan perdagangan.

4:29





Dalam surat Asy Syu’araa’
مُفْسِدِينَ ضِ الْأَرْ فِي تَعْثَوْا وَلَا هُمْأَشْيَاءَ النَّاسَ تَبْخَسُوا وَلَا
Artinya :“Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak- haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan”

Dalil Aqli :

Al Khida' atau adanya unsur penipuan, hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ia berkata:

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ، مر برجل يبيع طعاما ، فسأله : كيف تبيع ؟ فأخبره ، فأوحى إليه : أن أدخل يدك فيه ، فأدخل يده فيه ، فإذا هو مبلول ؛ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ليس منا من غش


Artinya : "Sesungguhnya Rasulullah  melewati seseorang yang sedang menjual makanan, lalu beliau bertanya kepadanya: Bagaimana engkau melakukan jual beli? Kemudian dia mengabarkan kepadanya, lalu diwahyukan kepada beliau agar memasukkan tanganmu kedalamnya, kemudian beliau memasukkan tangannya ke dalam makanan tersebut, beliau mendapatkan makanan itu basah, lalu bersabda: Bukan termasuk golongan kami orang yang menipu" (HR.Abu Daud, no.3435).

Dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah saw. lewat di depan tumpukan makanan. Beliau memasukkan tangan beliau ke dalam tumpukan itu. Beliau mendapati makanan gy sudah basah di dalamnya. Beliau berkata, "Apa ini hai penjual makanan?" Ia menjawab, "Ya Rasulullah, makanan ini basah karena tersiram air hujan." Rasul berkata, "Mengapa tidak engkau letakkan di atas agar orang-orang dapat melihatnya? Barangsiapa berbuat curang, maka ia bukan dari golonganku," (HR Muslim [102]).
Masih dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa yang mengangkat senjata terhadap kami, maka ia bukan dari golongan kami. Dan barangsiapa melakukan kecurangan terhadap kami, maka ia bukan dari golongan kami," (HR Muslim [101])
Bersumber dari Abu Hurairah: “Sesungguhnya Nabi SAW, melarang jual beli dengan cara melempar batu dan jual beli secara gharar.” (HR. jama’ah dan Al-Bukhari)
Yang termasuk jual beli secara gharar ialah seperti menjual ikan yang masih ada di dalam air. Atau menjual burung dalam angkasa. Semuanya adalah termasuk dalam kategori jual beli secara gharar, yang tidak diperbolehkan berdasarkan ijma’.



















Pendapat kelompok :
Menurut kami perbuatan ini tidaklah baik sebab termasuk merugikan orang lain, walaupun tujuannya untuk mencari nafkah tetapi jalan yang di gunakannya sangat salah dan sangat bertentangan dengan kaidah dan hukum agama karena kegiatan jual beli tersebut mengesampingkan syarat dan rukun jual beli dengan cara penipuan dan menjual barang yang tak layak untuk di konsumsi.





















DALIL AQLI DAN NAQLI SUATU PERMASALAHAN SEHARI-HARI

Di susun oleh:
1. Anggeng S.                     (01)
2. Anggika Aulia                 (02)
3. Aris Setiyono                  (03)
4. Claudia Clara O.            (04)
5. Desy Afsani A.               (05)
6. Desy Riskita                   (06)












 













UPTD SMA NEGERI 3 NGANJUK
TAHUN AJARAN 2011/2012
Islam mengharamkan seluruh macam penipuan, baik dalam masalah jual-beli, maupun dalam seluruh macam mu'amalah. Seorang muslim dituntut untuk berlaku jujur dalam seluruh urusannya, Sebab keikhlasan dalam beragama, nilainya lebih tinggi daripada seluruh usaha duniawi.
Dalil Naqli :

Di antara sekian banyak ayat Al-Quran yang membicarakan perdagangan, makalah inihanya menjadikan satu ayat saja sebagai ayat utama. Sedangkan ayat-ayat lainnyamerupakan ayat-ayat pendukung. Ayat utama tersebut ialah surah An-Nisak ayat 29.Pilihan terhadap kedua ayat ini, karena ayat pertama (An-Nisak 29), berisi tentanglarangan memakan harta dengan cara bathil dan keharusan melakukan perdagangan yangdidasarkan pada kerelaan. Sedangkan ayat-ayat lainnya merupakan ayat pendukung. Diantara ayat pendukung tersebut ialah surah Al-Baqarah 282 yang berisi tentang konsep pencatatan (akuntansi) dalam kegiatan perdagangan.

4:29

Artinya, ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan hartasesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlakudengan suka-sama suka di antara kamu, janganlah kamu membunuh diri kamu,sesungguhnya Allah sangat menyayangi kamu”




Dalam surat Asy Syu’araa’
مُفْسِدِينَ ضِ الْأَرْ فِي تَعْثَوْا وَلَا هُمْأَشْيَاءَ النَّاسَ تَبْخَسُوا وَلَا
Artinya :“Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak- haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan”

Dalil Aqli :

Al Khida' atau adanya unsur penipuan, hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ia berkata:

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ، مر برجل يبيع طعاما ، فسأله : كيف تبيع ؟ فأخبره ، فأوحى إليه : أن أدخل يدك فيه ، فأدخل يده فيه ، فإذا هو مبلول ؛ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ليس منا من غش


Artinya : "Sesungguhnya Rasulullah  melewati seseorang yang sedang menjual makanan, lalu beliau bertanya kepadanya: Bagaimana engkau melakukan jual beli? Kemudian dia mengabarkan kepadanya, lalu diwahyukan kepada beliau agar memasukkan tanganmu kedalamnya, kemudian beliau memasukkan tangannya ke dalam makanan tersebut, beliau mendapatkan makanan itu basah, lalu bersabda: Bukan termasuk golongan kami orang yang menipu" (HR.Abu Daud, no.3435).

Dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah saw. lewat di depan tumpukan makanan. Beliau memasukkan tangan beliau ke dalam tumpukan itu. Beliau mendapati makanan gy sudah basah di dalamnya. Beliau berkata, "Apa ini hai penjual makanan?" Ia menjawab, "Ya Rasulullah, makanan ini basah karena tersiram air hujan." Rasul berkata, "Mengapa tidak engkau letakkan di atas agar orang-orang dapat melihatnya? Barangsiapa berbuat curang, maka ia bukan dari golonganku," (HR Muslim [102]).
Masih dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa yang mengangkat senjata terhadap kami, maka ia bukan dari golongan kami. Dan barangsiapa melakukan kecurangan terhadap kami, maka ia bukan dari golongan kami," (HR Muslim [101])
Bersumber dari Abu Hurairah: “Sesungguhnya Nabi SAW, melarang jual beli dengan cara melempar batu dan jual beli secara gharar.” (HR. jama’ah dan Al-Bukhari)
Yang termasuk jual beli secara gharar ialah seperti menjual ikan yang masih ada di dalam air. Atau menjual burung dalam angkasa. Semuanya adalah termasuk dalam kategori jual beli secara gharar, yang tidak diperbolehkan berdasarkan ijma’.



















Pendapat kelompok :
Menurut kami perbuatan ini tidaklah baik sebab termasuk merugikan orang lain, walaupun tujuannya untuk mencari nafkah tetapi jalan yang di gunakannya sangat salah dan sangat bertentangan dengan kaidah dan hukum agama karena kegiatan jual beli tersebut mengesampingkan syarat dan rukun jual beli dengan cara penipuan dan menjual barang yang tak layak untuk di konsumsi.





















{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }